Abdul Muiz, NU Online | Ahad, 02 September 2018 07:30
Bekasi, NU Online
Di tengah kelompok yang sedang menggembor-gemborkan ideologi khilafah di negeri ini, Nahdlatul Ulama (NU) tetap bersikukuh mempertahankan Pancasila.
Dosen Institut Agama Islam Shalahuddin Al-Ayubi (INISA) Bekasi, Jawa Barat KH Ali Anwar mengungkapkan beberapa alasan NU menerima Pancasila sebagai dasar negara.
Hal tersebut diungkapkannya saat memaparkan materi ke-NU-an dalam kegiatan Latihan Kader Muda (Lakmud) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), di Pesantren Al-Ajhariyah, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jum'at (31/8).
Dikatakan Kiai Ali Anwar, alasan NU menerima Pancasila adalah karena memiliki prinsip menolak kehancuran lebih diutamakan ketimbang memperoleh keuntungan.
"Kemudian, tidak ada satu pun sila dalam Pancasila yang melanggar syariat Islam," katanya di hadapan puluhan kader IPNU IPPNU Kabupaten Bekasi.
Lebih jauh, ia mengatakan bahwa semua semua sila sudah disepakati oleh para pendiri dan pemimpin bangsa terdahulu, salah satunya Bung Karno.
Pancasila, menurutnya merupakan janji warga negara sebagai bangsa yang harus ditepati. Sebab, umat Islam dilarang melanggar janji agar mampu menjadi teladan bagi semua orang.
"Dalam Islam, janji harus ditepati, kepada nonmuslim sekalipun. Karena yang terpenting dari janji adalah saling menguntungkan, win-win solution dan tidak untuk sebelah," kata Kiai Ali.
Selain itu, Kiai Ali Anwar menegaskan bahwa bangsa Indonesia harus saling menjaga toleransi terhadap bangsa-bangsa yang lainnya. Sebab, yang hidup di Indonesia tidak hanya umat Islam. "Begitu pula dengan yang memperjuangkan (Indonesia) dulu," ungkapnya.
Kiai Ali melanjutkan, sekalipun secara formal Indonesia tidak melaksanakan syariat Islam, tapi di negeri
ini tidak pernah ada pelarangan ibadah kepada umat beragama. "Mau berapa rakaat kita shalat? mau berapa lama kita puasa? Tidak ada yang melarang," tegasnya.
Karenanya seluruh warga Indonesia, termasuk NU, harus menjaga NKRI, menerima Pancasila, dan UUD 1945. "Itu yang harus digarisbawahi, paling penting," tutupnya.
Sebagai informasi, Lakmud IPNU-IPPNU Kabupaten Bekasi yang bertema Menanamkan Jiwa Patriotik, Berorganisasi di Era Milenial ini berlangsung selama tiga hari, Jum'at-Ahad (31/8-2/9). Ada 40 peserta mengikuti Lakmud ini sebagai legalitas-formal menjadi seorang kader. (Aru Elgete/Muiz)
Comments
Post a Comment