Nadirsyah Hosen Jelaskan Salah Kaprah Khilafah sebagai Solusi

Fathoni, NU Online | Senin, 03 September 2018 08:15
Jakarta, NU Online
Penulis buku Islam Yes, Khilafah No: Doktrin dan Sejarah Politik Islam dari Khulafa ar-Rasyidin hingga Umayyah, Nadirsyah Hosen menjelaskan bahwa anak-anak eks HTI kerap mendengungkan khilafah sebagai solusi. Termasuk kaitannya saat ini dengan anjloknya rupiah.

“Anak-anak eks HTI memang lucu-lucu. Rupiah anjlok, mereka bilang solusinya khilafah. Apa mereka sangka di masa khilafah zaman old itu nggak ada krisis ekonomi? Di masa khilafah semuanya makmur? Mimpi! Saya kasih dua fakta saja yah. Simak yuk,” ucap Nadirsyah dikutip NU Online, Senin (3/9) lewat akun twitternya.

Berikut penjelasan Dosen Senior Monash Law School ini terkait fakta sejarah yang dimaksud melalui akun twitternya:

1. Rakyat menderita pada masa Khalifah ke 22 Abbasiyah, Al-Mustakfi. Tidak ada makanan yang bisa mereka peroleh. Rakyat bertahan hidup dengan memakan apa saja, dari mulai rumput, sisa sampah, sampai anjing dan kucing liar.

2. Harga roti dikabarkan enam kali lebih mahal. Bahkan sejumlah perempuan terpaksa menjadi kanibal memakan daging dan tubuh mayat. Kondisi darurat! Bukan lagi sekadar krisis mata uang.  Mau ente sekarang makan bangkai anjing?

3. Sebelumnya, Khalifah ke 13 Abbasiyah al-Mu’tazz sukses bikin negara bangkrut. Untuk bayar gaji pasukan dia gak sanggup, maka dia minta ibunya keluarin duit. Namun ibunya menolak dengan alasan tidak punya uang. Imam Suyuthi dlm kitabnya meragukan jawaban ibunya Khalifah ini.

4. Ada laporan bhw ibunya memang enggan mengeluarkan 50 ribu dinar hasil korupsinya. Kegagalan al-Mu’tazz memenuhi permintaan militer ini fatal. Ini membuat semua fraksi militer (Turki, Faraghinah dan Magharibah) bersatu dan sepakat menyingkirkan Khalifah yang sudah bangkrut ini.

5. Maka pasukan menyerbu masuk dan menyeret Khalifah al-Mu’tazz keluar istana. Sambil mereka memukuli Khalifah yang saat itu masih berusia sekitar 24 tahun. Baju Khalifah koyak di sana-sini dan darah terlihat di bajunya. Sang Khalifah dijemur di panas terik mentari. Tragis!

6. Al-Mu’tazz kemudian dipaksa untuk menulis surat pegunduran dirinya. Dia tidak sanggup menuliskannya. Lantas surat dituliskan dan dia dipaksa menandatanganinya. Setelah itu dia dimasukkan ke dalam kamar tanpa diberi makan dan minum selama tiga hari. Akhirnya al-Mu’tazz dia wafat

7. Ini nasib tragis para khalifah Abbasiyah: Khalifah ke18 al-Muqtadir (dipenggal kepalanya), Khalifah ke19 al-Qahir (dicongkel matanya), Khalifah ke20 ar-Radhi (wafat sakit), Khalifah ke21 al-Muttaqi (dicongkel matanya), Khalifah ke22 al-Mustakfi (dicongkel matanya)

8. Ini sebuah fakta yg menyedihkan yang terjadi di masa khilafah. Jadi, ya biasa-biasa saja, dalam rentang waktu yang panjang ada kalanya kekhilafahan mendatangkan kemakmuran spt di masa Harun ar-Rasyid tapi ada juga periode dimana kemelaratan dan kemiskinan melanda kekhilafahan.

9. Masalahnya, eks HTI itu menyembunyikan fakta krisis dan kebangkrutan yg dialami khilafah zaman old, lantas menyerang demokrasi dan pemerintah RI seolah khilafah itu satu-satunya solusi utk Rupiah yg anjlok. Khilafah zaman old dulu pernah lebih parah lagi.

10. Modusnya eks HTI: menyerang kondisi sekarang dg kisah kejayaan masa silam. Ketika ditunjukkan fakta sejarah bhw khilafah dulu jg bermasalah, mrk ngeles bhw sejarah gak bisa jadi sumber hukum. Lha terus knp ente duluan ngutip sejarah masa lalu?

“Mau tahu lebih detail lagi kisah Khilafah era Abbasiyah? Nantikan buku Islam Yes, Khilafah Nojilid kedua yang akan segera terbit bulan September ini, Insyaallah,” tandas Nadirsyah. (Fathoni)

#muslimsejati

Comments