Sejarah kemunculan Wahabi berkaitan erat dengan politik dan pembentukan Kerajaan Saudi Arabia. Dalam penyebaran pemikirannya, Muhammad bin Abdul Wahhab (w. 1792 M) memiliki strategi untuk berkerjasama dengan penguasa. Maka dimulailah gerakan Wahabiyah pada abad ke-19 dengan munculnya persekutuan antara Muhammad bin Abdul Wahhab dengan Muhammad bin Saud, kepala pemerintahan Dar’iyah, Najed Selatan. Persekutuan ini berhasil menyebarkan paham Muhammad bin Abdul Wahhab dan meluaskan kekuasaan Ibnu Saud ke seluruh Jazirah Arab.
Gagasan utama yang dibawa Wahabi adalah bahwa umat Islam telah banyak melakukan kesalahan dan menyimpang dari kemurnian Islam yang lurus. Ajaran Wahabi mengajak umat Islam untuk kembali kepada Alquran dan Sunah Nabi dan menghapuskan segala bentuk penyimpangan yang telah merusak dan menyeleweng dari ajaran Islam menurut Wahabi, seperti tasawuf, tawasul, rasionalisme, ajaran Syiah serta banyak praktik lain yang dinilai sebagai inovasi bid’ah dalam beragama.
Berdasarkan catatan Richard C. Martin dalam Encyclopedia of Islam dan The Muslim World, masyarakat dunia menyebut pengikut Muhammad bin abdul Wahhab sebagai kelompok Wahabi, meskipun kaum reformis Wahabi sendiri menyebut diri mereka sebagai bagian dari kelompok salafi. Sementara istilah salafisendiri dipopulerkan oleh Nasiruddin al-Albani sekitar tahun 1980-an di Madinah.
Selain berbeda dari segi historis, paham Wahabi dan Salafi juga berbeda dalam persoalan mazhab fikih. Umumnya, Wahabi mengadopsi pemahaman fikih Imam Ahmad bin Hanbal atau mazhab Hanbali. Sementara itu, Salafi menolak untuk bertaklid dan mengadopsi mazhab manapun.
Selain itu, gerakan Salafi cenderung tidak politis. Berbeda dengan gerakan Wahabi yang tidak ragu untuk mengkritik pemerintah dan berpolitik. Sikap ini berbeda dengan Salafi yang justru mengajarkan ketaatan pada pemerintah dan menjauhkan diri dari sikap mengkritik pemerintah. Namun secara prinsip Wahabi dan Salafi memiliki kemiripan, keduanya memiliki cita-cita untuk memurnikan ajaran Islam dari syirik dan bid’ah.
Berdasarkan catatan el-Fadl dalam Sejarah Wahabi dan Salafi, Wahabi tidak tersebar di dunia muslim modern di bawah bendera mereka sendiri. Mereka menyebar ke dunia muslim di bawah bendera Salafi. Karena menurut pengikutnya gerakan Wahabi bukanlah suatu mazhab pemikiran dalam Islam, melainkan Islam itu sendiri.
Fakta bahwa Wahabi menolak digunakan sebagai istilah mazhab memberikan kemudahan bagi ajaran mereka untuk ditransfer ke setiap golongan. Berbeda dengan istilah Wahabi, Salafi adalah paradigma yang lebih kredibel dalam Islam dan dalam banyak hal menjadi sarana yang ideal bagi penyebaran paham Wahabi.
Wallahu’alam
credit: bincangsyariah.com
Comments
Post a Comment